Sabtu, 11 Juni 2016

Kamis, 02 Juni 2016

Sarabba

Sarabba
Sarabba
Sarabba adalah minuman kesehatan khas Makassar yang dibuat dengan bahan dasar jahe, gula merah, kuning telur dan santan. Sekilas mirip dengan STMJ (Susu Telor Madu Jahe), namun Sarabba tidak menggunakan madu untuk pemanisnya. Sarabba juga menggunakan penambahan beberapa jenis rempah-rempah, seperti merica, pala, dan kayu manis. Campuran rempah-rempah ini memberikan citarasa dan aroma yang khas dengan sensasi hangat saat meminum Sarabba. Sarabba dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh, mengusir masuk angin, dan mengobati flu.
Waw, jika dilihat-lihat, kuliner khas Makassar rata-rata dimasak dengan menggunakan berbagai rempah dan bahan baku jeroan . Ehm, Klikers, kalau keseringan makan jeroan bisa kolesterol tinggi, nih! Namun, semoga informasi ini tidak mengurungkan niat Anda untuk mencicipi kelezatan kuliner khas Makassar. Dengan membudayakan gaya hidup sehat seperti rajin berolahraga, banyak minum air putih, dan banyak menyantap buah dan sayuran, kolesterol dan berbagai penyakit degeneratif lainnya pasti akan menjauh dari Anda. Jadi, Anda bebas untuk menikmati berbagai jenis kuliner tanpa rasa takut.

Bacang Lompobattang

Untuk yang membutuhkan ide oleh-oleh tidak mainstream dari Makassar, kios bacang di Lampobattang ini dapat menjadi pilihan. Perlu diperhatikan tentunya, tempat makan sekaligus tempat buah tangan kuliner khas yang juga menyediakan menu siomay dan bakpao ini juga hanya diperuntukkan bagi mereka yang tidak bermasalah dengan label halal/haram.
Selain itu karena menu yang dijual adalah makanan basah, masa kadaluarsanya hanya 3 hari dari saat pembelian. Kios ini terletak di Jalan Lampobattang kawasan Chinatown dekat Lapangan Karebosi.
Bercerita mengenai Kota Daeng seakan tak ada habisnya. Dari tahun 1971 – 1999, orang mengenalnya dengan nama Ujung Pandang lalu kemudian berganti nama kembali menjadi Makassar. Bercerita sedikit mengenai Pulau Sulawesi letak kota Makassar berada. Sulawesi terdiri dari dua kata Sula (pulau) dan Wesi (besi), pulau ini secara literal memang dikenal sebagai penghasil nikel-besi, tembaga dan emas.
Tidak heran banyak ekspatriat dan insinyur yang berdomisili di kota ini. Populasi keseluruhan pulau ini mencapai angka 17,5 juta penduduk dengan keragaman 40 bahasa. Hanya dari satu pulau saja cukup menggambarkan betapa kayanya negara Indonesia.